Jakarta – Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Kamis (13/4/2023) kemarin menggelar telah persidangan atas nama Terdakwa CHRISTMAN DESANTO dan Terdakwa ARIO PRAMADI dengan agenda pemeriksaan saksi, dalam perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dalam pengadaan barang/jasa pembangunan infrastruktur Gigabit Passive Optical Network (GPON) oleh PT Jakarta Infrastruktur Propertindo (JIP) pada 2017-2018.
Hal itu di sampaikan oleh Kapuspenkum Kejagung Dr Ketut Sumedana SH., MH.,dalam siaran pers. Adapun saksi-saksi yang diperiksa pada pokoknya menerangkan:
IBNU RIZQO
Saksi diperbantukan di PT. ACB tidak ingat secara pasti waktunya, namun sekitar kurang lebih delapan bulan antara 2016-2017, saat itu tugas saksi adalah untuk melakukan pengawasan Project PT. Moratelindo yang mengerjakan jaringan internet Fiber Optik di Perumahan Elit yang berada di Pluit.
Jabatan saksi pada saat diperbantukan di PT. ACB adalah sebagai Pengawas Lapangan namun untuk surat pengangkatan, saksi ada dalam PT. ACB tersebut akan tetapi lupa jumlah dan lokasi surat kontrak tersebut karena sudah lama hilang. Saksi diperbantukan di PT. ACB berdasarkan perintah lisan dari sdr. DAVID SIMANJUNTAK selaku General Manager PT. ACB dan dibuatkan surat kontrak untuk bekerja di PT. ACB.
Saksi menerangkan selaku Teknisi Area melakukan pengawasan terhadap pekerjaan 47 site gedung. Untuk 47 site gedung, hanya beberapa saja yang berfungsi di Rusun Marunda.
Untuk laporan kemajuan pekerjaan, PM yang membuat Berita Acara tersebut dan saksi hanya menandatanganinya.
VERA SENO AJI
Bahwa pada 2015 pertengahan antara Mei dan Juni, sdr. BUDI PRANOTO pernah menawarkan pekerjaan pembangunan 6 site menara telekomunikasi dari PT Mitratel namun perusahaannya yaitu PT Intan Pratama Sejahtera (IPS) tidak memiliki kecukupan dana, tidak punya tenaga kerja sehingga butuh mitra kerja.
Saat itu, saksi menawarkan ke berbagai mitra kemudian sampailah pada PT JIP sebab saksi bermitra dengan PT JIP sebagai maintenance tower individu PT TIP.
Kemudian, saksi bertemu dengan sdr. RICKY AFRIANTO dan mengutarakan maksud tujuan sdr. BUDI PARNOTO, dan selanjutnya sdr. RICKY AFRIANTO melaporkan ke Terdakwa CHRISTMAN DESANTO terkait penyampaian maksud tujuannya tentang penawaran mitra kerja dari PT IPS.
Selanjutnya saksi dipanggil Terdakwa CHRISTMAN DESANTO membahas terkait penawaran proyek pekerjaan dari PT IPS dan saksi diminta membuat analisa biaya.
Setelah itu dilaksanakan pertemuan antara sdr. BUDI PRANOTO, saksi, dan Terdakwa CHRISTMAN DESANTO, serta sdr. RICKY AFRIANTO di ruang manager keuangan PT JIP.
Pada saat itu membahas rencana terkait proyek Mitratel yang dibawa oleh PT IPS dimana sdr. BUDI PARANOTO selaku pemilik PT IPS ingin membagi hasil keuntungan dari pekerjaan PT Mitratel, namun yang maju dan melaksanakan perjanjian kontrak tetap PT JIP.
Dalam pembahasan selanjutnya, Terdakwa CHRISTMAN DESANTO tidak setuju terkait masalah pembagian keuntungan, dan Terdakwa bermaksud untuk take over langsung atau membeli PT IPS dari BUDI PARANOTO.
Saksi diangkat sebagai Direktur PT IPS atas perintah Terdakwa CHRISTMAN DESANTO sebab saksi yang dianggap mengerti pekerjaan pembangunan tower dari PT Mitratel secara teknis dan pelaksanaan di lapangan, dikarenakan saksi telah banyak mengenal orang orang di Mitratel.
Persidangan akan kembali dilanjutkan pada Selasa 02 Mei 2023 dengan agenda pemeriksaan saksi.” sumber Puskenkum Kejagung”( Jt)