Dalam Memajukan Perekonomian, BI Sebagai Strategic Partner Stakeholder Daerah

oleh
oleh

SAGURIAU.COM (PEKANBARU) – Bank Indonesia (BI) terus mengoptimalkan strategi dan kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi. Oleh karena itu diperlukan beberapa kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat sinergi, koordinasi, dan kolaborasi.

“Kedepan tantangan itu akan semakin kompleks, oleh karena itu untuk mengatasinya kita tidak bisa sendiri. Kita harus bersinergi, kita harus kolaborasi dan kita harus bekerjasama dalam menghadapi tantangan tersebut,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti di Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau pada Jumat (8/4/2022).

Hal ini lanjut Desty, mengingat krusialnya peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau sebagai strategic partnerstakeholder daerah dalam memajukan perekonomian.

Adapun peran Bank Indonesia dalam memajukan perekonomian antara lain, yaitu Pertama, dalam upaya menjaga inflasi, koordinasi melalui forum TPID dan pelaku usaha dengan berbagai kegiatan, antara lain operasi pasar, kerja sama perdagangan antardaerah, pengembangan digital farming, serta pengembangan komoditas pangan strategis dari hulu ke hilir.

Kedua, mendorong UMKM naik kelas, Go Digital dan Go Ekspor sehingga menciptakan UMKM yang unggul dan berdaya saing di dalam negeri maupun luar negeri. Secara khusus, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau mendorong hubungan bisnis yang saling membeli output antar UMKM (local value chain), termasuk dengan dan antar lingkungan Pesantren (Hebitren) seperti business matching, showcasing produk UMKM, kurasi produk UMKM, dan mendorong korporatisasi UMKM.

“Bagaimana kami berusaha untuk meningkatkan pengembangan UMKM untuk naik kelas menjadi Go Digital dan Go Ekspor,” tutur Desty Damayanti.

Ketiga, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau juga mendorong transformasi digital melalui sinergi dengan Pemerintah Daerah se-Riau dan berbagai pihak dalam forum Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). Perluasan digitalisasi transaksi perekonomian melalui QRIS maupun BI-FAST berpotensi meningkatkan efisiensi perekonomian di Riau.

“Kemudian transformasi digital, seperti elektronisasi transaksi dan program pasar siap QRIS. Karena dengan QRIS akan sangat mudah sekali penggunaannya,” ungkapnya.

Keempat, mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah melalui pengembangan model usaha pesantren, optimalisasi Dana ZISWAF, Gerakan Sadar Wakaf, hingga Pengembangan Usaha Produk Halal.

Kelima, kolaborasi mendukung Rupiah berdaulat dalam semangat Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah sehingga peredaran uang dapat memperlancar aktivitas ekonomi masyarakat.

Dalam kunjungannya ke Provinsi Riau, Destry juga meninjau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan BI Provinsi Riau yaitu Pengrajin Tenun Wan Fitri serta melakukan peresmian Gerai Sangsa sebagai pusat oleh-oleh Provinsi Riau, yang seluruh produknya merupakan hasil dari UMKM binaan Bank Indonesia.

Selanjutnya, Destry melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Putri Al-Faruqi, Kampar, sekaligus melaksanakan penyerahan Program Sosial Bank Indonesia berupa seperangkat alat produksi produk makanan, produk busana, dan depot air mineral, sebagai upaya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas ekonomi pesantren.(SG)